Beli tali untuk mengikat,
Pulut lengket sangat merekat.
Kalau sudah hati terpikat,
Pil pahit terasa coklat.
[2]
Kue lezat tepung kanji,
Masih hangat dalam kuali.
Bukan aku hendak memuji,
Tapi memang kamu cantik sekali.
[3]
Dari pasar membeli pari,
Ikan laut banyak sepeti.
Duit hilang bisa dicari,
Kamu hilang, stress setengah mati.
[4]
Gelang lucu dari perunggu,
Kapas putih pohon randu.
Walau lama tetap kutunggu,
Walau jauh tetap kurindu.
[5]
Sangat tinggi pohon kelapa,
Dari Mekah bawa kurma.
Sekarang berteman tak mengapa
Yang penting besok hidup bersama.
[6]
Ikan bandeng banyak duri,
Makan satu dengan ketupat.
Cewek cantik gampang dicari,
Cewek baik di mana bisa didapat.
[7]
Mari beriman pada malaikat,
makhluk gaib tak terlihat.
Walau beribu teman yang dekat,
Hanya kamu yang paling memikat.
[8]
Jalan-jalan ke Malaka,
Melihat perahu penuh pasukan.
Walau berjauhan asal kita,
Tapi hati berdekatan.
[9]
Santun bukan sembarang santun,
Adab budaya dari dahulu.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun untuk mengirim rindu.
[10]
Bukan batik bukan kelimis,
Pakai peci di waktu maghrib.
Bukan cantik bukan manis,
Kamu itu sangat ajaib.
[11]
Apa namanya sayur ketupat,
Dari nangka daunnya lebat.
Apa itu yang disebut sahabat
Sehati sejiwa selalu dekat.
[12]
Makan besar saat kenduri,
Bunga cempaka bunga melati.
Merangkai cerita setiap hari,
Tak kulupa sampai tua nanti.
[13]
Kaki berjinjit berjingkat-jingkat,
Petik daun untuk obat.
Walau banyak teman yang dekat,
Hanya engkau yang jadi sahabat.
[14]
Arjuna ganteng pandawa lima,
Naik kuda ke Alengka.
Susah senang bersama-sama,
Jangan pernah saling melupa.
[15]
Hujan lebat di hari raya,
Dari sungai naik kura-kura.
Sahabat ibarat sekuntum bunga,
Tetap mekar walau di belantara.
[16]
Duduk berdua dekat taman
Tercium lezat sebuah masakan.
Tempat curhat paling nyaman,
Aib sahabat dirahasiakan.
[17]
Langit biru terdapat awan,
Akan turun hujan lebat.
Untuk apa beribu kawan,
Kalau tak punya seorang sahabat.
[18]
Bola sepak jangan dilemparkan,
Kalau lupa selalu diingatkan.
saat bahagia, engkau menyempurnakan,
saat susah, engkau menguatkan.
[19]
Pulau Bangka penghasil lada,
Kota Solo penghasil batik.
Persahabatan tulus selalu ada,
Lahir dari hati yang baik.
[20]
Ke sekolah datang terlambat,
Tugas banyak hati gelisah.
Selamat malam duhai sahabat,
Moga malam ini mimpi yang indah.
Dari pasar membeli pari,
Ikan laut banyak sepeti.
Duit hilang bisa dicari,
Kamu hilang, stress setengah mati.
[4]
Gelang lucu dari perunggu,
Kapas putih pohon randu.
Walau lama tetap kutunggu,
Walau jauh tetap kurindu.
[5]
Sangat tinggi pohon kelapa,
Dari Mekah bawa kurma.
Sekarang berteman tak mengapa
Yang penting besok hidup bersama.
[6]
Ikan bandeng banyak duri,
Makan satu dengan ketupat.
Cewek cantik gampang dicari,
Cewek baik di mana bisa didapat.
[7]
Mari beriman pada malaikat,
makhluk gaib tak terlihat.
Walau beribu teman yang dekat,
Hanya kamu yang paling memikat.
[8]
Jalan-jalan ke Malaka,
Melihat perahu penuh pasukan.
Walau berjauhan asal kita,
Tapi hati berdekatan.
[9]
Santun bukan sembarang santun,
Adab budaya dari dahulu.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun untuk mengirim rindu.
[10]
Bukan batik bukan kelimis,
Pakai peci di waktu maghrib.
Bukan cantik bukan manis,
Kamu itu sangat ajaib.
[11]
Apa namanya sayur ketupat,
Dari nangka daunnya lebat.
Apa itu yang disebut sahabat
Sehati sejiwa selalu dekat.
[12]
Makan besar saat kenduri,
Bunga cempaka bunga melati.
Merangkai cerita setiap hari,
Tak kulupa sampai tua nanti.
[13]
Kaki berjinjit berjingkat-jingkat,
Petik daun untuk obat.
Walau banyak teman yang dekat,
Hanya engkau yang jadi sahabat.
[14]
Arjuna ganteng pandawa lima,
Naik kuda ke Alengka.
Susah senang bersama-sama,
Jangan pernah saling melupa.
[15]
Hujan lebat di hari raya,
Dari sungai naik kura-kura.
Sahabat ibarat sekuntum bunga,
Tetap mekar walau di belantara.
[16]
Duduk berdua dekat taman
Tercium lezat sebuah masakan.
Tempat curhat paling nyaman,
Aib sahabat dirahasiakan.
[17]
Langit biru terdapat awan,
Akan turun hujan lebat.
Untuk apa beribu kawan,
Kalau tak punya seorang sahabat.
[18]
Bola sepak jangan dilemparkan,
Kalau lupa selalu diingatkan.
saat bahagia, engkau menyempurnakan,
saat susah, engkau menguatkan.
[19]
Pulau Bangka penghasil lada,
Kota Solo penghasil batik.
Persahabatan tulus selalu ada,
Lahir dari hati yang baik.
[20]
Ke sekolah datang terlambat,
Tugas banyak hati gelisah.
Selamat malam duhai sahabat,
Moga malam ini mimpi yang indah.
No comments:
Post a Comment