Sunday, August 2, 2020

Kumpulan Puisi Lama

[1]
Beli tali untuk mengikat,
Pulut lengket sangat merekat.
Kalau sudah hati terpikat,
Pil pahit terasa coklat.

[2]
Kue lezat tepung kanji,
Masih hangat dalam kuali.
Bukan aku hendak memuji,
Tapi memang kamu cantik sekali.



[3]
Dari pasar membeli pari,
Ikan laut banyak sepeti.
Duit hilang bisa dicari,
Kamu hilang, stress setengah mati.

[4]
Gelang lucu dari perunggu,
Kapas putih pohon randu.
Walau lama tetap kutunggu,
Walau jauh tetap kurindu.

[5]
Sangat tinggi pohon kelapa,
Dari Mekah bawa kurma.
Sekarang berteman tak mengapa
Yang penting besok hidup bersama.

[6]
Ikan bandeng banyak duri,
Makan satu dengan ketupat.
Cewek cantik gampang dicari,
Cewek baik di mana bisa didapat.


[7]
Mari beriman pada malaikat,
makhluk gaib tak terlihat.
Walau beribu teman yang dekat,
Hanya kamu yang paling memikat.

[8]
Jalan-jalan ke Malaka,
Melihat perahu penuh pasukan.
Walau berjauhan asal kita,
Tapi hati berdekatan.

[9]
Santun bukan sembarang santun,
Adab budaya dari dahulu.
Pantun bukan sembarang pantun,
Pantun untuk mengirim rindu.

[10]
Bukan batik bukan kelimis,
Pakai peci di waktu maghrib.
Bukan cantik bukan manis,
Kamu itu sangat ajaib.






[11]
Apa namanya sayur ketupat,
Dari nangka daunnya lebat.
Apa itu yang disebut sahabat
Sehati sejiwa selalu dekat.

[12]
Makan besar saat kenduri,
Bunga cempaka bunga melati.
Merangkai cerita setiap hari,
Tak kulupa sampai tua nanti.


[13]
Kaki berjinjit berjingkat-jingkat,
Petik daun untuk obat.
Walau banyak teman yang dekat,
Hanya engkau yang jadi sahabat.

[14]
Arjuna ganteng pandawa lima,
Naik kuda ke Alengka.
Susah senang bersama-sama,
Jangan pernah saling melupa.

[15]
Hujan lebat di hari raya,
Dari sungai naik kura-kura.
Sahabat ibarat sekuntum bunga,
Tetap mekar walau di belantara.

[16]
Duduk berdua dekat taman
Tercium lezat sebuah masakan.
Tempat curhat paling nyaman,
Aib sahabat dirahasiakan.


[17]
Langit biru terdapat awan,
Akan turun hujan lebat.
Untuk apa beribu kawan,
Kalau tak punya seorang sahabat.

[18]
Bola sepak jangan dilemparkan,
Kalau lupa selalu diingatkan.
saat bahagia, engkau menyempurnakan,
saat susah, engkau menguatkan.

[19]
Pulau Bangka penghasil lada,
Kota Solo penghasil batik.
Persahabatan tulus selalu ada,
Lahir dari hati yang baik.

[20]
Ke sekolah datang terlambat,
Tugas banyak hati gelisah.
Selamat malam duhai sahabat,
Moga malam ini mimpi yang indah.

No comments:

Post a Comment

Tutorial Membuat Sandal Hias Batik